Profil Desa Danakerta
Ketahui informasi secara rinci Desa Danakerta mulai dari sejarah, kepala daerah, dan data lainnya.
Tentang Kami
Profil Desa Danakerta, Punggelan, Banjarnegara. Mengupas tuntas potensi ekonomi berbasis UMKM, data demografi, alokasi dana desa untuk pembangunan, serta dinamika pemerintahan dan kehidupan sosial masyarakat desa di tengah lanskap agraris Jawa Tengah.
-
Pusat UMKM Beragam
Desa Danakerta menonjol bukan karena satu komoditas, melainkan karena keragaman Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) yang aktif, mulai dari kuliner olahan hingga kerajinan tangan.
-
Pemerintahan Proaktif
Pemerintah desa secara aktif terlibat dalam program pembangunan dan modernisasi layanan, terbukti dari adopsi inovasi administrasi kependudukan dan serapan dana desa yang signifikan.
-
Lokasi Strategis dengan Potensi Terukur
Terletak pada jalur vital kecamatan, desa ini memiliki potensi pengembangan yang jelas, didukung oleh data alokasi pembangunan dan aksesibilitas menuju pusat ekonomi kabupaten.
Terletak di lanskap perbukitan khas Jawa Tengah, Desa Danakerta di Kecamatan Punggelan, Kabupaten Banjarnegara, menampilkan profil sebagai wilayah yang dinamis dan berkembang. Jauh dari citra desa yang hanya bergantung pada satu sektor, Danakerta justru menunjukkan kekuatannya melalui geliat Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) yang beragam serta pemerintahan desa yang proaktif dalam menyerap program pembangunan. Desa ini menjadi contoh nyata bagaimana potensi lokal dapat dioptimalkan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara mandiri, menjadikannya sebuah studi kasus menarik dalam peta pembangunan daerah Banjarnegara.
Sekilas Tentang Desa Danakerta
Desa Danakerta merupakan salah satu dari 17 desa yang berada di wilayah administratif Kecamatan Punggelan, Kabupaten Banjarnegara, Provinsi Jawa Tengah. Secara geografis, desa ini berada di area dengan kontur tanah yang bervariasi, khas daerah pegunungan yang subur dan sangat mendukung kegiatan agrikultur. Berada pada ketinggian antara 119 hingga 579 meter di atas permukaan laut, iklim di wilayah ini cenderung sejuk, menjadikannya lahan ideal untuk berbagai jenis tanaman pertanian yang menjadi fondasi ekonomi warganya.
Aksesibilitas desa ini terbilang cukup baik. Berdasarkan data pemerintah, jarak dari pusat Desa Danakerta menuju kantor Kecamatan Punggelan yaitu sekitar 8 kilometer. Sementara itu, untuk mencapai pusat pemerintahan Kabupaten Banjarnegara, warga perlu menempuh perjalanan sejauh kurang lebih 26 kilometer. Jarak ini menempatkan Danakerta pada posisi yang tidak terisolasi, memungkinkan aliran barang, jasa, dan informasi berjalan dengan lancar yang turut menopang aktivitas ekonomi dan sosial di desa tersebut.
Wilayah Administratif dan Demografi
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) dalam publikasi "Kecamatan Punggelan dalam Angka", Desa Danakerta memiliki luas wilayah yang tercatat seluas 627,65 hektare atau sekitar 6,27 kilometer persegi. Luas ini mencakup sekitar 6,10% dari total luas Kecamatan Punggelan, menjadikannya salah satu desa dengan wilayah yang cukup signifikan di kecamatan tersebut. Penggunaan lahan di desa ini didominasi oleh tegalan atau kebun, serta area pekarangan dan permukiman penduduk.
Untuk batas-batas wilayah administratif, Desa Danakerta dikelilingi oleh desa-desa lain di dalam Kecamatan Punggelan dan berpotensi berbatasan langsung dengan wilayah kecamatan lain. Batas wilayah Kecamatan Punggelan sendiri ialah:
Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Kalibening dan Kecamatan Pandanarum.
Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Banjarmangu.
Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Wanadadi dan Kecamatan Rakit.
Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Purbalingga.
Data populasi spesifik untuk Desa Danakerta pada tahun terkini tidak tersedia secara terperinci dalam data publik. Namun melihat data Kecamatan Punggelan yang pada akhir tahun 2017 memiliki penduduk 74.627 jiwa dengan luas 102,84 km², kepadatan penduduk di tingkat kecamatan mencapai 681 jiwa/km². Dengan asumsi distribusi yang merata, Desa Danakerta dihuni oleh ribuan jiwa yang tersebar di beberapa dusun atau dukuh, seperti Dusun Brak, Domas, Danakerta, Kandangserang, Cibungur, dan lainnya, yang masing-masing memiliki karakteristik sosialnya sendiri.
Potensi Ekonomi: UMKM sebagai Tulang Punggung
Kekuatan utama yang menjadi motor penggerak ekonomi Desa Danakerta ialah sektor UMKM. Berbeda dengan banyak desa lain yang ekonominya dimonopoli oleh satu komoditas pertanian, Danakerta menunjukkan diversifikasi usaha yang mengakar di tingkat rumah tangga. Data menunjukkan keberadaan berbagai kelompok usaha yang aktif mengolah hasil bumi dan keterampilan lokal menjadi produk bernilai jual.
Beberapa UMKM yang tercatat aktif di desa ini antara lain "Gilar Snack" yang berbasis di Dusun Danakerta, "Opak Jaya Menganti" dan "Opak Jaya Kandangserang Kulon" yang memproduksi makanan ringan tradisional, serta "Keripik Singkong & Talas Yu Suti" dan "Keripik Talas Yu Samsiah Sikasur". Keberadaan usaha-usaha ini menandakan bahwa komoditas seperti singkong dan talas tidak hanya dijual dalam bentuk mentah, tetapi telah diolah untuk memberikan nilai tambah dan membuka lapangan kerja bagi masyarakat sekitar.
Selain olahan makanan, sektor kerajinan juga berkembang. Usaha "Anyaman Bambu Sikasur" menunjukkan pemanfaatan sumber daya alam lokal untuk produk kerajinan. Di samping itu, ada pula kelompok usaha lain seperti "Dewi Cake," "Teh Tarik Al Kahfi," hingga usaha kreatif modern seperti "Meira Craft" dan "Ethnica Craft". Keberagaman ini didukung oleh Kelompok Usaha Bersama (KUBE) seperti KUBE Fatimah dan KUBE Minda Jaya yang berfungsi sebagai wadah untuk pemberdayaan ekonomi masyarakat. Bahkan, sektor perikanan pun mulai digarap melalui Kelompok Budidaya Ikan (Pokdakan) "ULAM LESTARI" di Dusun Cibungur.
Pemerintahan dan Pembangunan Desa
Pemerintah Desa Danakerta menunjukkan peran aktif dalam mendorong kemajuan wilayah, baik dari sisi pelayanan publik maupun pembangunan infrastruktur. Hal ini tercermin dari keikutsertaan desa dalam program modernisasi administrasi dan alokasi dana desa yang terarah. Pada Agustus 2024, Desa Danakerta menjadi lokasi peninjauan langsung oleh Direktur Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kemendagri terkait inovasi "Pandusaluring" (Pelayanan Administrasi Kependudukan dari Desa dan Kelurahan Secara Daring) yang digagas Dindukcapil Banjarnegara. Kunjungan ini mengindikasikan bahwa Danakerta menjadi salah satu desa percontohan dalam upaya digitalisasi layanan publik untuk mempermudah masyarakat dan memberantas praktik percaloan.
Dukungan finansial dari pemerintah pusat melalui program Dana Desa menjadi salah satu pilar utama pembangunan. Pada tahun anggaran 2024, Desa Danakerta tercatat menerima alokasi Dana Desa sebesar Rp 1.334.303.000. Angka ini menunjukkan kepercayaan pemerintah pusat terhadap kapabilitas pemerintah desa dalam mengelola anggaran untuk program-program yang bermanfaat. Untuk tahun 2025, alokasi yang direncanakan yakni sebesar Rp 1.252.441.000. Dana ini umumnya diprioritaskan untuk pembangunan infrastruktur dasar seperti jalan desa, irigasi, sarana air bersih, serta program pemberdayaan masyarakat yang bertujuan meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan ekonomi lokal.
Dalam sebuah acara silaturahmi pemerintah kabupaten pada Maret 2025, Sekretaris Daerah Kabupaten Banjarnegara, Drs. Indarto, M.Si, menekankan pentingnya peran aktif masyarakat dalam mendukung program pemerintah untuk mengatasi isu-isu seperti kemiskinan dan stunting. "Pemerintah Kabupaten Banjarnegara tidak akan mampu sekaligus mencapainya tanpa ada kolaborasi dari tokoh masyarakat, masyarakat itu sendiri," ujarnya di Masjid Al Huda, Desa Danakerta. Pernyataan ini menegaskan posisi strategis Danakerta sebagai mitra pemerintah daerah dalam mewujudkan kesejahteraan.
Kehidupan Sosial dan Budaya
Kehidupan masyarakat Desa Danakerta diwarnai oleh nilai-nilai kebersamaan dan religiusitas yang kuat. Hal ini terlihat dari banyaknya sarana ibadah yang tersebar di berbagai dusun, antara lain Masjid Al Huda Brak, Masjid Nur Sayyidi Kandangserang, Masjid Al Mukmin Kandangserang Kulon, Masjid Baiturokhman Danakerta, dan belasan mushola lainnya. Keberadaan 11 gedung pengajian atau majelis taklim juga menjadi pusat kegiatan keagamaan dan sosial bagi warga.
Di bidang seni dan budaya, masyarakat Danakerta juga memiliki wadah untuk berekspresi. Terdapat kelompok kesenian seperti Paguyuban Seni Budaya "Rezba Nada" dari Dusun Cibungur dan grup campursari "New Setya Nada" dari Dusun Brak. Kegiatan-kegiatan kesenian ini tidak hanya berfungsi sebagai hiburan, tetapi juga sebagai sarana untuk melestarikan budaya lokal dan mempererat ikatan sosial antarwarga. Aktivitas gotong royong dan partisipasi dalam acara-acara desa menjadi cerminan dari soliditas sosial yang masih terjaga dengan baik.
Tantangan dan Prospek Masa Depan
Meskipun memiliki banyak potensi, Desa Danakerta tetap menghadapi tantangan seperti desa-desa lain di Indonesia. Peningkatan kualitas dan skala produksi UMKM menjadi salah satu pekerjaan rumah utama. Diperlukan pendampingan lebih lanjut terkait manajemen usaha, pengemasan produk yang lebih modern, serta strategi pemasaran digital agar produk-produk lokal bisa menembus pasar yang lebih luas, tidak hanya di tingkat lokal tetapi juga regional dan nasional.
Tantangan lainnya ialah regenerasi petani dan pengrajin. Memastikan generasi muda tertarik untuk melanjutkan dan menginovasi usaha yang sudah dirintis oleh generasi sebelumnya menjadi krusial untuk keberlanjutan ekonomi desa. Selain itu, optimalisasi pemanfaatan lahan pertanian untuk komoditas bernilai ekonomi tinggi juga perlu terus didorong.
Namun, prospek masa depan Desa Danakerta terlihat cerah. Dengan fondasi UMKM yang beragam, pemerintahan desa yang proaktif dan transparan, serta masyarakat yang solid, desa ini memiliki modal sosial dan ekonomi yang kuat. Kolaborasi antara pemerintah desa, pelaku UMKM, dan dukungan dari pemerintah kabupaten dalam hal pelatihan dan akses permodalan akan menjadi kunci untuk mengakselerasi pembangunan. Desa Danakerta berpotensi besar untuk menjadi desa mandiri yang maju, sejahtera, dan menjadi inspirasi bagi desa-desa lain di Kabupaten Banjarnegara.